Kamis, 31 Oktober 2019

Perjuangan Frans Kaisiepo



Untuk mengenang jasa para Pahlawan Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, kita selaku generasi penerus bangsa harus meneladani dan melakukan perbuatan yang sesuai dengan moral pejuang. Frans Kaisiepo merupakan salah satu pejuang yang lahir di Wardo, Biak, Papua pada tanggal 10 Oktober 1921. Berasal dari Papua, beliau dikenal sebagai aktivis  gerakan kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Irian (sekarang bernama Papua). 


Beliau juga merupakan tokoh yang mempopulerkan lagu
Indonesia Raya di daerah Papua menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ketika pemerintah Belanda menangkap Silas Papare, pendiri Partai Kemerdakaan Indonesia Irian (PKII), bersama beberapa aktivis Pro-Repbulik setelah mengibarkan bendera merah putih pada tanggal 17 Agustus 1947, Kaisiepo dan Johan Ariks memutuskan untuk meneruskan perjuangan rekan mereka dalam menyatukan wilayah Irian ke pangkuan Indonesia.

Pada tanggal 10 Juli 1946, pahlawan Trikora mendirikan Partai Indonesia Merdeka yang diketuai oleh Lukas Rumkofen. Frans Kaisiepo tercatat sebagai satu-satunya putra Irian yang menghadiri salah satu perundingan terpenting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Pada 1964, Kaisiepo ditunjuk sebagai gubernur menggantikan Eliezer Jan Bonay sosok antikolonial tapi juga menentang kesewenang-wenangan pemerintah Indonesia atas rakyat Papua sehingga harus kehilangan jabatannya, bahkan ditahan, dan setelah bebas pergi ke Belanda untuk mendukung Organisasi Papua Merdeka sampai wafat pada tanggal 10 April 1979.

Apa yang dapat dipelajari dari Frans Kaisiepo?

Dalam diri Frans Kaisiepo dapat dilihat pribadi yang mempertahankan dengan teguh persatuan bangsa, terutama di Irian. Bersatu pastilah lebih baik daripada tercerai berai. Seperti ungkapan yang menyatakan ''bersatu kita teguh bercerai kita runtuh''. Seperti perjuangan pahlawan lain, perjuangan beliau berbasis dari kecintaanya pada Bangsanya, Bangsa Indonesia. Kita harus menerapkan nilai-nilainya pada kehidupan dan perilaku kita sehari-hari dimulai dari hal-hal yang kecil.

Pengenangan Frans Kaisiepo

Untuk mengenang Frans Kaisiepo, namanya telah diabadikan menjadi bandar udara di Biak, nama kapal perang TNI AL, serta diabadikan dalam mata uang  kertas pecahan 10 ribu rupiah emisi terbaru pada tanggal 19 Desember 2016.






Frans Kaisiepo dalam mata uang kertas pecahan 10 ribu rupiah




Regu: Serigala
Gudep: 13.011
Pangkalan: SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Kode: 09